I.
PENDAHULUAN
Siaga adalah
anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 07 – 10 tahun. Pada usia tersebut
anak-anak memiliki sifat unik yang sangat beraneka. Pada dasarnya mereka
merupakan pribadi-pribadi aktif dan tidak pernah diam. Sifat unik Siaga
merupakan kepolosan seorang anak yang belum tahu resiko dan belum dapat
diserahi tugas dan tanggung jawab secara penuh. Sifat yang cukup menonjol
adalah keingintahuan (curiosity) yang sangat tinggi, senang berdendang, menari
dan menyanyi, agak manja, suka meniru, senang mengadu, dan sangat suka dipuji.
Kehidupan siaga masih berkisar di seputar keluarga sebagai pusat aktivitasnya. Atas dasar hal tersebut pembinaan pramuka Siaga dikiaskan sebagai “keluarga bahagia” di mana terdapat ayah, ibu, kakak dan adik. Wadah pembinaan pramuka Siaga disebut Perindukan Siaga yang mengkiaskan bahwa anak seusia siaga masih menginduk pada ayah dan bunda (keluarga). Hal ini diperjelas dengan formasi pada upacara pembukaan dan penutupan latihan Siaga. Formasi barisan pada upacara pembukaan dan penutupan latihan Siaga adalah berupa lingkaran di mana Pembina berada di dalamnya, berdiri di tengah lingkaran di belakang bendera. Bentuk lingkaran menyiratkan dunia Siaga yang masih dilindungi dan dibina sepenuhnya oleh pembinanya. Hal ini memberi makna bahwa di dalam pembinaan Siaga, porsi terbesar adalah Ing ngarsa sung tulada, atau di depan memberi teladan/contoh, sedangkan porsi ing madya mangun karsa dan tut wuri handayani porsinya lebih kecil. Bentuk upacara ini juga mengkiaskan bahwa norma dan tata-nilai bagi Siaga mengikuti cermin kepribadian Pembinanya (Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah, 2014 : 49).
Kehidupan siaga masih berkisar di seputar keluarga sebagai pusat aktivitasnya. Atas dasar hal tersebut pembinaan pramuka Siaga dikiaskan sebagai “keluarga bahagia” di mana terdapat ayah, ibu, kakak dan adik. Wadah pembinaan pramuka Siaga disebut Perindukan Siaga yang mengkiaskan bahwa anak seusia siaga masih menginduk pada ayah dan bunda (keluarga). Hal ini diperjelas dengan formasi pada upacara pembukaan dan penutupan latihan Siaga. Formasi barisan pada upacara pembukaan dan penutupan latihan Siaga adalah berupa lingkaran di mana Pembina berada di dalamnya, berdiri di tengah lingkaran di belakang bendera. Bentuk lingkaran menyiratkan dunia Siaga yang masih dilindungi dan dibina sepenuhnya oleh pembinanya. Hal ini memberi makna bahwa di dalam pembinaan Siaga, porsi terbesar adalah Ing ngarsa sung tulada, atau di depan memberi teladan/contoh, sedangkan porsi ing madya mangun karsa dan tut wuri handayani porsinya lebih kecil. Bentuk upacara ini juga mengkiaskan bahwa norma dan tata-nilai bagi Siaga mengikuti cermin kepribadian Pembinanya (Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah, 2014 : 49).
II.
MATERI POKOK
1. Perindukan Siaga.
Satuan di
gugusdepan sebagai tempat berhimpunnya Pramuka Siaga disebut Perindukan Siaga.
Perindukan idealnya terdiri atas 18-24 Pramuka Siaga yang dibagi ke dalam 3-4
kelompok, disebut Barung. Barung yang ideal terdiri atas 6 Pramuka Siaga.
Perindukan Siaga dipimpin oleh Pembina Perindukan Siaga disingkat Pembina Siaga
dibantu oleh Pembantu Pembina Siaga.
Untuk melaksanakan
tugas di tingkat Perindukan, dipilih Pemimpin Barung Utama, dipanggil Sulung,
yang dipilih dari para Pemimpin Barung. Posisi Pemimpin Barung Utama tidak
permanen, dapat berganti setelah beberapa kali latihan. Hal ini dimaksudkan
untuk memberi kesempatan lebih banyak bagi anggota Barung berlatih menjadi
memimpin.
a.
Kata Perindukan berasal dari kata induk. Perindukan
berarti tempat anak-anak menginduk menjadi satu.
b.
Pembina Perindukan manakala memanggil seluruh anggota
Perindukan meneriakkan ”Siaagaaaa….! Dijawab oleh seluruh anggota Perindukan dengan
meneriakkan: Siaaap….!
c.
Perindukan harus memiliki standar bendera dan tiangnya
serta bendera Merah Putih, untuk upacara pembukaan dan penutupan latihan,
bendera Pramuka, tali-temali, buku-buku ceritera untuk Siaga, peralatan memasak
untuk sarana latihan, dan peralatan perkemahan, sebagaimana halnya peralatan
gugusdepan.
d.
Perindukan Siaga Putera dapat dibina oleh Pembina dan
Pembantu Pembina putera maupun Pembina dan Pembantu Pembina puteri, sedangkan
Perindukan Siaga Puteri hanya dapat dibina oleh Pembina dan Pembantu Pembina
puteri.
2. Barung.
Kelompok kecil
dalam Perindukan Siaga yang idealnya beranggotakan 6 Pramuka Siaga, disebut
Barung. Kata Barung berarti rumah jaga suatu bangunan.
a.
Setiap Barung baik Siaga putera maupun Siaga puteri
memiliki nama Barung yang diambil dari nama warna seperti Barung Merah, Biru,
Hijau, Putih, dan Barung Kuning. Setiap warna memiliki makna dan kiasannya, dan
nama Barung merupakan cerminan sifat-sifat baik yang menonjol yang akan ditiru
oleh anggota Barung tersebut.
b.
Keanggotaan Barung tidak bersifat menetap, dapat diubah
setiap 1-2 bulan sekali, dilakukan secara teratur sebagai bagian dari dinamika
Perindukan.
c.
Barung tidak memakai bendera barung, karena pelaksanaan
kegiatan Pramuka Siaga pada umumnya dilaksanakan di tingkat Perindukan.
Kegiatan di tingkat barung hanya berupa permainan singkat dan spontan.
d.
Barung memiliki Buku Daftar hadir anggota, dan kas
anggota.
e.
Barung dipimpin secara bergilir oleh seorang Pemimpin
Barung dan seorang Wakil Pemimpin Barung, dipilih oleh dan dari anggota Barung
dengan bantuan Pembina dan Pembantu Pembina Siaga.
f.
Setiap kegiatan Barung didampingi Pembina dan Pembantu
Pembina Siaga.
3. Dewan Siaga (Dewan Satuan Siaga)
Dewan Siaga
dibentuk untuk memenuhi hak anak dan melatih kepemimpinan Pramuka Siaga. Dewan
Siaga beranggotakan seluruh anggota perindukan. Ketua Dewan Siaga adalah
Pemimpin Barung Utama atau Sulung. Pertemuan Dewan Siaga diadakan tiga bulan
sekali atau sesuai kebutuhan program atau aktivitas.
Dewan Siaga bertugas:
Dewan Siaga bertugas:
a.
Memilih dan membahas kegiatan yang diusulkan Pembina,
b.
Mengatur kegiatan perindukan,
c.
Menjalankan keputusan-keputusan yang diambil Dewan, termasuk
pemberian penghargaan.
Pada Perindukan
Siaga tidak dibentuk Dewan Kehormatan, semua tugas Dewan Kehormatan berada di
tangan Pembina.
4. Kegiatan Siaga
Kegiatan Siaga
adalah kegiatan yang menggembirakan, dinamis, kekeluargaan, dan berkarakter.
Pembina adalah kunci pokok di dalam mengemas bahan latihan, dan kreativitas
Pembina sangat diperlukan. Semakin akrab hubungan antara Pembina dengan Siaga
maka akan semakin tinggi tingkat ketertarikan Siaga untuk tetap berlatih.
Untuk menjadi
Pembina Siaga diperlukan kesabaran, pandai berceritera, lebih baik bila pandai
menyanyi, bertubuh sehat dan energik, pandai senam, dan tentu saja berbudi
pekerti yang luhur sebagaimana syarat menjadi Pembina Pramuka.
Di dalam kegiatan latihan, dapat dilakukan pemenuhan/pengujian Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU) dan Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Siaga.
SKU Siaga adalah syarat kecakapan yang wajib dimiliki oleh Siaga untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Umum yang merupakan alat pendidikan sebagai perangsang dan pendorong untuk memperoleh kecakapan yang berguna bagi kehidupannya.
Di dalam kegiatan latihan, dapat dilakukan pemenuhan/pengujian Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU) dan Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Siaga.
SKU Siaga adalah syarat kecakapan yang wajib dimiliki oleh Siaga untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Umum yang merupakan alat pendidikan sebagai perangsang dan pendorong untuk memperoleh kecakapan yang berguna bagi kehidupannya.
Tingkat
pengadopsian nilai-nilai kepramukaan dan keterampilan dilakukan melalui
pendadaran Syarat Kecakapan Khusus (SKK).
Ada 4 jenjang
kenaikan tingkat kecakapan umum bagi Pramuka Siaga yakni:
a.
Siaga Mula
b.
Siaga Bantu
c.
Siaga Tata
d.
Siaga Garuda
Selain kecakapan
umum Siaga dapat mengambil kecakapan khusus yang sesuai dengan minat dan
bakatnya. Secara umum Syarat Kecakapan Khusus ada tingkatan yakni tingkat:
a.
Purwa
b.
Madya
c.
Utama
Secara garis besar
kegiatan Siaga dibagi menjadi:
a. Kegiatan Latihan Rutin
1)
Mingguan
Kegiatan latihan dimulai dengan:
Kegiatan latihan dimulai dengan:
a)
Upacara pembukaan latihan.
b)
Upacara penutupan latihan. Di sini jangan lupa Pembina
Upacara menyampaikan rasa terima-kasih dan titip salam pada keluarga adik-adik
Siaga, serta jangan lupa latihan yang akan datang mengajak teman yang lain
untuk ikut menjadi anggota baru
Siaga.
2)
Bulanan/ dua bulanan / tiga bulanan/ menurut
kesepakatan.
Kegiatan ini bisa
diselenggarakan atas dasar keputusan Dewan Siaga dan Pembinanya, dengan jenis
kegiatan yang biasanya berbeda dengan kegiatan rutin mingguan.
b. Pertemuan Besar Siaga
Pertemuan ini
diikuti oleh beberapa Perindukan Siaga yang dilaksanakan pada waktu tertentu
dalam rangka peringatan hari-hari besar /Pramuka.
Acara Pertemuan Besar Siaga disebut Pesta Siaga merupakan pertemuan yang bersifat kreatif,senang-senang, rekreatif, edukatif dan banyak bergerak.
Pesta Siaga dapat berbentuk:
Acara Pertemuan Besar Siaga disebut Pesta Siaga merupakan pertemuan yang bersifat kreatif,senang-senang, rekreatif, edukatif dan banyak bergerak.
Pesta Siaga dapat berbentuk:
1)
Bazar Siaga, memamerkan hasil hasta karya Pramuka
Siaga.
2)
Permainan bersama.
3)
Darmawisata.
4)
Perkemahan Siaga/perkemahan sehari.
5)
Karnaval Siaga.
6)
Dengan banyaknya jenis kegiatan maka tidak mungkin
seorang Pembina kekurangan bahan
latihan (Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah, 2014 : 52).
III.
PENUTUP
Peserta didik pada proses pendidikan dalam Gerakan Pramuka berperan sebagai subjek pendidikan, oleh karena itu pendapatnya, keinginannya, harus dihargai. Dalam membina Siaga konsep Ing Ngarsa Sung Tulada (di depan memberi keteladanan) porsinya lebih banyak dibandingkan dengan Ing Madya Mangun Karsa (di tengah-tengah membangun /menggerakkan kemauan) dan Tut Wuri Handayani (dari belakang memberi dorongan)
Peserta didik pada proses pendidikan dalam Gerakan Pramuka berperan sebagai subjek pendidikan, oleh karena itu pendapatnya, keinginannya, harus dihargai. Dalam membina Siaga konsep Ing Ngarsa Sung Tulada (di depan memberi keteladanan) porsinya lebih banyak dibandingkan dengan Ing Madya Mangun Karsa (di tengah-tengah membangun /menggerakkan kemauan) dan Tut Wuri Handayani (dari belakang memberi dorongan)
IV.
DAFTAR
PUSTAKA
Kwartir
Daerah 11 Jawa Tengah. 2014. Kursus Mahir
Dasar untuk Pembina Pramuka. Jakarta : Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
0 komentar:
Posting Komentar